Pamekasan – jatimone.com – Himpunan Mahasiswa Peternakan (HIMAPET) Universitas Madura (UNIRA) kembali menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan energi terbarukan melalui kegiatan bertajuk “Mengenal Sistema Biogas” pada Jumat, 4 Juli 2025. Kegiatan ini berlangsung di Desa Rek Kerrek, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, dan melibatkan langsung para mahasiswa dalam proses edukasi serta praktik lapangan.
Dengan mengusung tema “Dari Kandang ke Kompor: Petualangan Energi Bersama HIMAPET”, kegiatan ini bertujuan mengenalkan potensi limbah peternakan sebagai sumber energi alternatif berbasis biogas. Para peserta diajak meninjau langsung salah satu peternakan milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) “Sejahtera” yang telah menerapkan teknologi biogas skala sederhana.
Dalam kunjungan tersebut, mahasiswa mendapat penjelasan teknis dari Tahol, seorang narasumber yang berpengalaman dalam implementasi sistem biogas. Ia memaparkan bahwa biogas merupakan gas yang dihasilkan dari penguraian bahan organik oleh mikroorganisme dalam kondisi anaerob (tanpa oksigen).
“Biogas mengandung metana yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak, serta menghasilkan pupuk organik sebagai produk sampingan. Ini adalah energi terbarukan yang ramah lingkungan. Limbah tidak lagi mencemari, justru dimanfaatkan secara produktif,” jelas Tahol.

Ketua HIMAPET, Ikdar Prabu M., menyatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya bersifat edukatif, tetapi juga menjadi bagian dari pengabdian kepada masyarakat. Ia menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam menjembatani ilmu pengetahuan dengan praktik di lapangan.
“Mahasiswa tidak hanya belajar di kelas. Kami ingin turun langsung ke masyarakat, agar masyarakat juga sadar bahwa limbah ternak bisa jadi solusi energi. Dengan kegiatan seperti ini, kami ingin menanamkan kesadaran pentingnya energi bersih dan pemanfaatan limbah yang berkelanjutan,” ujar Ikdar.
Kegiatan ini juga mendapat sambutan positif dari warga sekitar. Roy, salah satu pekerja kandang di peternakan tersebut, mengaku antusias setelah melihat langsung proses produksi biogas. Ia mengaku baru mengetahui bahwa kotoran ternak dapat diolah menjadi gas yang bermanfaat.
“Saya baru tahu ternyata kotoran ternak bisa seberguna itu. Tidak bau, bisa menggantikan gas elpiji. Saya jadi ingin coba pasang di rumah,” ucap Roy penuh semangat.
Dukungan juga datang dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Palengaan. Arif, perwakilan dari BPP, menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa dalam mengenalkan teknologi tepat guna di sektor peternakan.
“Kami berterima kasih kepada mahasiswa UNIRA yang sudah datang dan belajar langsung di lapangan. Kami harap mahasiswa bisa terus berinovasi, khususnya dalam pengelolaan limbah dan teknologi biogas, serta mendukung pengembangan sapi lokal Madura untuk ketahanan pangan di daerah,” terang Arif.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja HIMAPET UNIRA yang mengintegrasikan edukasi, praktik lapangan, dan pemberdayaan masyarakat. Melalui sinergi antara akademisi dan peternak lokal, HIMAPET berharap dapat menjadi motor penggerak inovasi energi alternatif di Madura.