Pamekasan – jatimone.com – Pengurus Cabang pergerakan mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Pamekasan tengah melakukan riset penelitian untuk meningkatkan produktivitas petani tembakau dan pengusaha industri rokok lokal di Kabupaten Pamekasan. Tim Peneliti PMII telah turun ke lapangan di tiga kecamatan, yaitu Proppo, Larangan, dan Kadur, untuk menggali data dan informasi. Pamekasan, Rabu (19/06/24).
Penelitian ini menemukan empat temuan awal mengenai permasalahan yang dihadapi oleh petani tembakau di wilayah tersebut:
Pertama, petani tembakau mengalami kesulitan dalam mendapatkan pupuk. Pupuk bersubsidi yang disediakan pemerintah sangat terbatas, sehingga petani terpaksa mencari pupuk ke luar daerah dengan harga yang lebih mahal.
Kedua, ketersediaan air menjadi kendala utama bagi petani tembakau, terutama saat musim kemarau. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam proses penyiraman tembakau.
Ketiga, sebagian besar petani tembakau mengalami kesulitan dalam mendapatkan modal usaha, mulai dari awal tanam hingga panen.
Keempat, masih terdapat beberapa dusun yang jarang atau bahkan tidak pernah dikunjungi oleh petugas penyuluh pertanian.
Namun, di tengah kesulitan tersebut, harga jual tembakau tahun 2023 mencapai Rp 60.000 sampai Rp 80.000 per kg. Kenaikan harga ini merupakan yang tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, berkat adanya Program P4TM dan peran besar pengusaha industri rokok.
Ketua Umum PC PMII Pamekasan, Homaidi, menyampaikan bahwa penelitian ini masih berlangsung dan akan diperluas ke tiga kecamatan lain, yaitu Pakong, Waru, dan Batu Marmar.
“Penelitian ini memang belum selesai, tetapi temuan awal ini sudah mewakili kondisi yang dirasakan petani. Tembakau adalah tanaman harapan rakyat yang menunjang ekonomi masyarakat kita. Oleh karena itu, pemerintah harus mencari solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini,” tutup Homaidi.