PAMEKASAN – jatimone.com – Menjelang bulan suci Ramadhan 1446 H, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Madura, Jawa Timur, mengambil langkah cepat dan terukur untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok. Melalui High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang digelar di Peringgitan Dalam Mandhapa Aghung Ronggosukowati, Selasa (18/2/2025), Pemkab memetakan sejumlah langkah konkret untuk mengantisipasi gejolak harga yang berpotensi membebani masyarakat.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Pamekasan, Achmad Faisol, dalam pertemuan itu menyampaikan kekhawatiran atas pengalaman inflasi tinggi yang sempat dicatatkan Pamekasan pada bulan sebelumnya, terutama akibat lonjakan harga beras.
“Bulan lalu kita sempat menjadi daerah dengan inflasi tertinggi secara nasional karena kenaikan harga beras. Ini jadi peringatan serius agar tidak terulang, apalagi menjelang Ramadhan,” ujarnya.
Namun demikian, Faisol juga mengungkapkan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada minggu kedua Februari 2025, Kabupaten Pamekasan justru mengalami deflasi sebesar 2,70 persen. Ia mengingatkan bahwa kondisi ini juga perlu diwaspadai karena dapat berdampak buruk bagi para produsen.
“Kalau inflasi, masyarakat yang terbebani karena harga tinggi. Tapi kalau deflasi, petani dan produsen bisa merugi karena harga jual turun drastis. Kita harus jaga keseimbangannya,” tegasnya.
Merespons situasi tersebut, Pj Bupati Pamekasan, Masrukin, menginstruksikan jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Pertanian, dan Dinas Perikanan, untuk melakukan pemetaan kebutuhan dan memastikan ketersediaan pasokan bahan pokok sejak dini.
“Kebutuhan seperti beras, cabai, es batu, dan kelapa muda pasti meningkat jelang Ramadhan. Saya ingin laporan awal Ramadhan menyatakan stok aman, bahkan kalau bisa sampai Lebaran,” tegasnya.
Ia juga meminta TPID memperkuat koordinasi dengan para pelaku distribusi dan pasar untuk melakukan pemantauan harga secara real-time. Hal ini penting untuk mencegah spekulasi harga, penimbunan, atau gangguan pasokan yang dapat menyebabkan gejolak pasar.
“TPID harus bekerja lebih agresif. Jangan hanya menunggu laporan. Pantau langsung ke pasar dan pastikan harga serta pasokan tetap terkendali. Kita ingin masyarakat tenang dan produsen tidak rugi,” ujar Masrukin.
Pemkab Pamekasan menyatakan optimisme bahwa langkah antisipatif yang telah disiapkan mampu menjaga stabilitas harga dan memastikan kebutuhan masyarakat tetap tersedia dengan harga yang terjangkau. Upaya ini sekaligus menjadi bagian dari strategi jangka menengah dalam menyeimbangkan dinamika inflasi dan deflasi yang terjadi di tingkat lokal.
“Kami ingin semua pihak nyaman: masyarakat tidak dibebani harga mahal, dan produsen juga tidak merugi karena harga jatuh. Dengan sinergi yang baik, kita optimistis menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri dengan lebih tenang,” pungkas Masrukin.