![]() |
Ilustrasi Pendidikan |
Sumenep, JatimOne _ Peran pendidikan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur belum bisa menjawab kebutuhan masyarakat. Salah satunya keberadaan dunia pendidikan belum bisa mengimbangi dunia industri.
Afifi Rahmat pagiat pendidikan dari Lembaga Study Umat dan Bangsa (El-Stub) mengatakan, dunia pendidikan dan dunia indrustri belum seimbang. Sehingga keluaran dari dunia pendidikan tidak sesuai dengan kebutuhan dunia usaha.
“Amatan kami antara pendidikan dan dunia usaha di Sumenep belum sejalan. Sehingga pendidikan belum bisa memenuhi kebutuhan dunia industri. Mestinya antara pendidikan dan dunia usaha sejalan,” katanya.
Menurutnya, salah satu faktor tidak seimbangnya antara keduanya dikarenakan banyaknya pengusaha yang memakai lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat. Sementara kebutuhan industri sudah lebih dari itu.
Akibatnya, saat melakukan pelatihan maupun magang selalu tidak lulus. Karena mereka terbiasa saat melaksanakan tugasnya memakai sitem manual, sedangkan di dunia industri menggunakan sistem modern sesuai perkembangan dunia teknologi. Sehingga banyak yang tidak lulus dan menyebabkan meningkatnya pengangguran.
Saat ini jumlah pengangguran sekitar 19.961berstatus sebagai dari jumlah penduduk sekitar 1 juta 72 ribu penduduk di lingkungan kabipaten di ujung timur pulau madura. Namun kondisi tersebut bisa ditekan dengan adanya rekrutmen seribu pengusaha muda meskipun dampaknya tidak begitu signifikan.
Dikatakan, mestinya kondisi seperti itu mendapat perhatian serus dari pemerintah. Salah satunya dengan cara memaksimalkan pelatihan. Baik itu dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) maupun Badan Latihan Kerja (BLK).
“Selama ini pelatihan kerja, utamanya yang difasilitasi pemerintah kurang maksimal. Sehingga output yang dikeluarkan kualitasnya masih dipertanyakan,” tegasnya.
Afifi berharap kedepan pelatihan kerja lebih dimaksimalkan. Karena dalam dunia industri yang lebih diutamakan adalah skill. Sementara skill tidak melihat latar pendidikan. Artinya kedepan tidak hanya lulusan perguruan tinggi (PT) yang diperhatikan.
Apalagi di Kabupaten Sumenep kedepan akan banyak investor yang akan beroperasi. Sehingga menjadi tantangan untuk meningkatkan skill masyarakat, utamanya bagi para pemuda.
“Jangan hanya yang sarjana didahulukan, tapi skill pemudanya terus ditingkatkan. Sehingga mempunyai daya saing yang tinggi,” tegasnya.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep A Shadik mengatakan, kedepan terus berupaya agar output pendidikan semakin baik.
“Kami pastikan kedepan kualitas pendidikan semakin bagus. Kami akan berupaya untuk mencari trobosan baru. Doakan saja agar cita-cita itu berjalan lancar,” tegasnya. (di/red.NM)