PAMEKASAN – jatimone.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Jawa Timur mengembangkan energi biogas dari limbah kotoran sapi sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya pengelolaan sistem pertanian terpadu yang berdampak secara ekonomi dan lingkungan.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pamekasan, Indah Kurnia Suslistiorini mengatakan, program tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Pemkab Pamekasan dengan Universitas Trunojoyo Madura (UTM) dan PT Biru Karbon Nusantara (BKN).
Hingga saat ini, sebanyak 10 unit instalasi biogas telah dipasang di berbagai desa, antara lain Desa Tampojung Guwa, Pangereman, Tampojung Pregi, Rek Kerrek, Seddur, Kadura Barat, Klompang Barat, Klompang Timur, Potoan Laok, dan Klampar. Instalasi yang terpasang bervariasi, mulai dari sistem ukuran 6 hingga 40, disesuaikan dengan jumlah ternak sapi di masing-masing wilayah.
“Perangkat yang dipasang ini sudah dimanfaatkan oleh masyarakat. Harapannya, pemanfaatan biogas ini bisa terus dikembangkan dan menyebar ke seluruh peternak sapi di Pamekasan,” kata Indah di Pamekasan, Minggu.
Ia menambahkan, melalui program tersebut, para peternak diharapkan tidak hanya mengambil manfaat ekonomi dari hasil ternaknya, tetapi juga mampu mengelola limbah kotoran sapi menjadi energi alternatif yang ramah lingkungan.
Sementara itu, Rektor Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Safi’ menjelaskan bahwa pemasangan instalasi biogas ini merupakan bagian dari proyek riset strategis yang fokus pada pemanfaatan limbah peternakan dan mendukung program ketahanan pangan dan energi nasional.
“Kalau masyarakat bisa mengelola limbah ternak dengan baik dan menjadikannya energi, maka kita tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga mendorong kemandirian energi dan meningkatkan kesejahteraan peternak,” ujarnya.
Safi’ menargetkan agar ke depan, setiap desa dapat memiliki satu unit instalasi biogas yang bisa dimanfaatkan secara kolektif oleh warga untuk kebutuhan rumah tangga maupun mendukung usaha kecil.
Wakil Bupati Pamekasan Sukriyanto menambahkan bahwa selain dari limbah ternak, Pemkab juga mulai mengembangkan biogas dari limbah pabrik tahu. Program tersebut sementara ini masih difokuskan di Desa Bicorong, Kecamatan Pakong.
“Ini adalah bentuk komitmen kami dalam memanfaatkan sumber daya lokal yang ada, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya energi terbarukan,” kata Sukriyanto.
Pemanfaatan biogas ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi alternatif dalam pengelolaan limbah sekaligus meningkatkan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat, khususnya para peternak dan pelaku industri kecil di Kabupaten Pamekasan.