Home / Pemerintahan / Ketua Umum, Sikapi Pernyataan Anggota DPRD VS Bupati Pamekasan

Ketua Umum, Sikapi Pernyataan Anggota DPRD VS Bupati Pamekasan

Anggota DPRD VS Bupati Pamekasan

Moh Yazid (Ketua umum lembaga penelitian dan kebijakan strategis) menyikapi pernyataan Anggota DPRD dan Bupati kabupaten pamekasan yang ramai menjadi perbincangan masyarakat, persoalan janji-janji masa kampanye.(01/11)

Dalam komentarnya menyampaikan kepada SNN ada etika yang kurang baik ketika anggota DPRD yang masih aktif bersuara dimedia dengan memunculkan isu yang layak dimunculkan tetapi kurang baik dan akan lebih tepat apabila DPRD selaku pengemban aspirasi masyarakat cukup dipertanyakan dan jadikan persoalan didalam forum dewan saja, karen anggota DPRD tentu berbeda dengan seorang aktifis walaupun sama-sama bersumber atas dasar keluh kesah masyarakat.

“Pada dasarnya saya kurang sependapat mas, pernyataan anggota dewan kepada media persoalkan janji-janji bupati karena banyak ruang dan waktu untuk duduk bersama dan tidak sulit bagi anggota DPRD untuk bermusyawarah dengan bupati ya tentunya tempatnya diforum dewan dan tidak harus menimbulkan isu yang benar tetapi tidak baik untuk dikonsumsi oleh masyarakat secara umum, kalau dia mau berkoar dimedia jadi aktifis saja mundur dari jabatannya”.

Menurut alumni Pasca UMM tersebut, justru membenarkan pernyataan Bupati kepada awak media yang meminta ‘anggota dewan’ untuk belajar lagi dan juga benar untuk saat ini bupati hanya berkualisi dengan masyarakat seperti video Bupati yang viral dimedia sosial.

“Begini mas, persoalan partai koalisi betul, tetapi yang dimaksud adalah koalisi pemenangan seperti partai mengusung dan pendukung  (PKB, PAN, PKS dan Gerindra) kualisi dimaksud adalah untuk memenangkan cabup dan cawabup, perlu digaris bawahi bukan koalisi diparlemen pemerintahan dan kita ketahui bersama pemilihan sudah selesai”.

Lalu apakah masih tetap berkoalisi?

“Kalau itu yang menjadi pertanyaan maka tentu tidak, karena koalisi pemenangan dengan koalisi parlemen pemerintahan berbeda, Sehingga benar apa yang disampaikan bupati untuk saat ini yaitu tidak mempunyai koalisi partai melainkan berkoalisi dengan masyarakat, tetapi juga tidak dapat diartikan ‘Bupati tidak mau berkoalisi’ hanya saja waktunya belum tepat karena masih harus menunggu setelah pemilihan calon legislatif april mendatang, kalau saya sih memastikan bahwa beliau masih akan membangun koalisi tetapi itu tadi, masih menunggu sehingga kitapun sebagai masyarakat masih menunggu”. Jelasnya

Baca juga: Tidak Bosan Menunggu Gerakan Pemimpin Baru Harapan Baru

Penulis: Idris
Editor: SNN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version