Home / Pendidikan / PRODI AKUNTANSI UPNVJT “TURUN KE JALAN” UNTUK PENDAMPINGAN UMKM FROZEN FOOD DI DAERAH RUNGKUT

PRODI AKUNTANSI UPNVJT “TURUN KE JALAN” UNTUK PENDAMPINGAN UMKM FROZEN FOOD DI DAERAH RUNGKUT

 

Pendidikan
TENAGA PENDIDIK DAN MAHASISWA UPNVJT DAN PEMILIK UMKM

 

Rungkut, (Jatimone) Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dewasa ini sangat banyak dilirik oleh khalayak karena modalnya yang relatif kecil. Peran UMKM dalam menjamah penjual dan pembeli di segmen Frozen food juga menjadi alternatif yang cukup praktis dan menjanjikan. Frozen Food, bukan makanan yang mudah rusak karena penyimpananya yang dibekukan. Ini menjadikan Frozen Food banyak dinikmati karena penyajiannya yang cepat dan mudah bagi ibu rumah tangga.

Tim Pengabdian Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur yang terdiri dari Dosen dan Mahasiswa program studi Akuntansi, melakukan kunjungan ke 2 titik tempat UMKM Frozen Food dengan skala yang berbeda. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pelatihan dalam pentingnya konsinyasi untuk memudahkan dalam memesan dan melihat detail produk serta harga produk yang akan dipesan atau dibeli kepada UMKM Frozen food di daerah Rungkut.

Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini akan berfokus pada UMKM pengolah produk frozen yang ada di Medokan, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya. Beberapa UMKM memproduksi makanan ringan seperti sempol, donat, tahu bakso, dan tahu walik serta aneka Frozen lainnya.

“Saya jual Frozen Food ini sudah kurang lebih 2 tahun” tutur salah satu pemilik home industri yang bertempat tinggal di Medokan Asri. Halaman pemilik sudah dipasang banner bertulisan informasi mengenai Frozen Food yang dijual. Saat menyambangi kediamannya, kami menemukan 2 pintu kulkas bukaan atas putih yang difungsikan untuk menyimpan barang dagangannya. Menurut pengakuan ibu 2 orang anak ini, pembelian kebanyakan dilakukan oleh Ibu rumah tangga sekitar komplek perumahan dan mahasiswa. Produk yang dijual juga beraneka ragam, mulai dari Cedea, So Good, hingga produk sosis viral yaitu Kenzler. Pemilik home industry UMKM melakukan aktivitas produksinya di rumahnya sendiri sebagai pusat produksi, administrasi dan pemasaran sekaligus secara bersamaan yang dibantu oleh keluarganya.

Berbeda halnya dengan pemilik usaha kedua, kegiatan usahanya lebih sederhana dengan pencatatan keuangan dan laba yang masih belum terstruktur. Dalam kegiatan produksinya, UMKM tersebut hanya melakukan produksi apabila hanya ada pesanan saja dikarenakan untuk menjaga kesegaran produknya. “Jualan ini karena iseng aja sih, biar ada kegiatan” lisan pemilik usaha “kalau untuk pengantaran, biasanya saya anterin sendiri pake motor” jelasnya kepada Tim yang menyambangi kediaman pemilik tersebut. Dalam melakukan penjualan, pemilik usaha tidak membebankan ongkos kirim pada produknya “Gratis aja, bensin gak dihitung”.

Pada kesimpulannya, satu dari dua usaha rumahan skala mikro yang mengolah Frozen Food belum mengenal sistem penjualan konsinyasi dan mayoritas mereka juga belum memahami tentang cara pembukuan guna mengetahui laba bersih yang mereka hasilkan. Oleh karena itu, berdasarkan analisis situasi tersebut, telah disepakati bersama untuk dilakukan pendampingan UMKM Frozen tentang cara melakukan sistem penjualan konsinyasi guna meningkatkan potensi penjualan dan pembayaran. Selain itu, UMKM Frozen juga diberikan pelatihan dalam menyusun laporan penjualan konsinyasi dan laporan keuangan sederhana.

Penulis: Tem KKN

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *