Home / Pendidikan / UNIRA Hadirkan Teknologi Sensor Digital untuk Peternak Madura

UNIRA Hadirkan Teknologi Sensor Digital untuk Peternak Madura

Pamekasan – jatimone.com – Fakultas Pertanian Program Studi Peternakan Universitas Madura (UNIRA) menggelar program pengabdian masyarakat dengan menghadirkan inovasi teknologi sensor digital. Kegiatan yang berlangsung di Desa Panaguan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Minggu (7/9/2025), difokuskan pada pendampingan Kelompok Tani Harapan Jaya terkait pemanfaatan sensor untuk mendeteksi stres lingkungan pada sapi Madura secara real-time.

Ketua tim pengabdian masyarakat UNIRA, Desi Kurnia Agustina, mengatakan teknologi tersebut dirancang untuk membantu peternak dalam menjaga kesehatan dan produktivitas sapi.

“Sensor digital ini memberikan data langsung tentang kondisi kandang, sehingga peternak bisa lebih cepat melakukan tindakan ketika ada tanda-tanda stres pada ternak,” jelasnya.

Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari peternak. Ketua Kelompok Tani Harapan Jaya, Hadi Suono, menyampaikan terima kasih atas pendampingan yang diberikan UNIRA.

“Alhamdulillah, kami senang sekali dengan adanya program ini. Semoga menjadi ilmu baru bagi petani dan masyarakat, khususnya dalam pemanfaatan teknologi untuk ternak kami,” ujarnya.

Selain memperkenalkan teknologi, tim UNIRA juga memberikan pelatihan tematik. Malikah Umar memaparkan manajemen kandang dan pakan, mulai dari desain kandang ideal hingga pengolahan limbah menjadi pupuk organik. Sedangkan Desi Kurnia Agustina membahas strategi penanganan heat stress pada sapi, seperti penyediaan air minum bersih, pemberian pakan pagi dan sore, hingga penggunaan kipas atau shower untuk mendinginkan ternak.

Program ini juga menekankan keberlanjutan dengan memanfaatkan limbah pertanian sebagai pupuk organik, penyediaan pakan fermentasi untuk menghadapi musim kemarau, serta peningkatan kapasitas peternak melalui pelatihan berkelanjutan.

Desi menegaskan, pihaknya ingin agar model pendampingan tersebut bisa direplikasi di desa-desa lain di Pamekasan.

“Harapan kami, sinergi antara teknologi, tradisi, dan keberlanjutan dapat memperkuat peternakan Madura agar lebih tangguh, produktif, dan ramah lingkungan,” pungkasnya.

(Ahbib/Rosi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *