Home / Berita / Hijaukan Desa, UNIRA Olah Limbah Peternakan Jadi Pupuk Bernilai Ekonomi

Hijaukan Desa, UNIRA Olah Limbah Peternakan Jadi Pupuk Bernilai Ekonomi

Pamekasan – jatimone.com – Universitas Madura (UNIRA) melalui Fakultas Pertanian melaksanakan program Hibah Pengabdian kepada Masyarakat 2025 di Dusun Sumur Kandang, Desa Larangan Dalam, Kabupaten Pamekasan. Kegiatan ini berfokus pada pemanfaatan limbah peternakan menjadi pupuk kompos isi rumen dan pupuk organik cair untuk meningkatkan produktivitas hijauan makanan ternak. Pamekasan (31/08/25).

Ketua Kelompok Tani Jaya Abadi, Sukkur, menyampaikan apresiasinya atas pendampingan dari pihak kampus. “Terima kasih kepada Universitas Madura, khususnya Fakultas Pertanian, yang sudah hadir di Dusun Sumur Kandang. Harapan kami, materi yang disampaikan bisa bermanfaat bagi anggota kelompok tani dan masyarakat sekitar, khususnya dalam pemanfaatan limbah peternakan menjadi pupuk organik,” ujarnya.

Dalam kegiatan tersebut, Malikah Umar menjelaskan pentingnya manajemen kandang yang bersih, steril, serta berlokasi jauh dari permukiman. Atap kandang sebaiknya sejuk dengan ventilasi yang baik, sedangkan lantai dan tempat pakan harus kokoh serta sesuai kebutuhan ternak. Ia juga memaparkan tiga jenis pakan utama, yakni hijauan berupa rumput dan daun-daunan, fermentasi jerami padi menggunakan M4, tetes, dan dedak untuk persediaan musim kemarau, serta complete feed berupa pakan pabrikan dengan nutrisi lengkap. Malikah turut menjelaskan sistem pencernaan ruminansia yang terdiri dari rumen, retikulum, omasum, dan abomasum.

Sementara itu, Desi Kurniati Agustin menyoroti persoalan heat stress atau stres panas pada sapi akibat suhu lingkungan yang tinggi. Menurutnya, kondisi tersebut dapat memengaruhi kesehatan, reproduksi, hingga produktivitas ternak. Ada lima faktor utama penyebab heat stress, yaitu suhu lingkungan, kelembaban udara, ventilasi kandang yang buruk, kurangnya air minum, serta kepadatan ternak. Untuk mengatasinya, dibutuhkan manajemen kandang yang baik, penyediaan air minum, pemberian pakan pada pagi dan sore hari dengan tambahan mineral serta vitamin, penggunaan kipas, dan pengaturan kepadatan ternak. “Sapi sehat, peternak untung,” tegasnya.

Materi terakhir disampaikan Nurul Hidayanti yang mempraktikkan pembuatan pupuk organik dari limbah peternakan. Bahan yang digunakan meliputi M4, tetes, rumen sapi, jerami kering, feses sapi, dan arang sekam. Proses fermentasi dilakukan dalam media berbentuk bedengan dari semen dan bata. Tahapannya dimulai dengan penyiraman jerami dan arang sekam menggunakan campuran M4 serta tetes, kemudian ditambahkan rumen sapi, jerami, kotoran sapi, hingga arang sekam. Setelah melalui proses fermentasi, bahan tersebut menghasilkan pupuk kompos berkualitas dan pupuk organik cair yang bermanfaat bagi peningkatan kesuburan hijauan ternak.

Melalui program ini, masyarakat Desa Larangan Dalam diharapkan tidak hanya terbantu dalam pengelolaan limbah peternakan, tetapi juga memperoleh manfaat berupa peningkatan produktivitas pakan ternak sekaligus pengurangan pencemaran lingkungan. “Program ini diharapkan menjadi solusi berkelanjutan yang memberi nilai tambah ekonomi bagi petani dan peternak,” ujar salah satu anggota tim pengabdian Fakultas Pertanian UNIRA.

(Ahbib/Rosi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *