Fron Pembela Islam (FPI) Jawa Timur (Jatim) dan GP Ansor Surabaya bertemu di Mapolrestabes Surabaya, Rabu (29/8).
Mereka membahas permintaan maaf kedua kubu atas video bernada hinaan yang sempat beredar di media sosial.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan mengatakan, kedua pihak sudah melontarkan permintaan maaf. Mereka juga berkomitmen untuk tidak mengulangi perbuatan yang sama secara fisik maupun via media sosial.
“Ini adalah kesepakatannya. Semoga persoalan di Surabaya ini dapat menjadi contoh di daerah lain. Jadi setiap persoalan dapat diselesaikan dengan cara musyawarah dan kepala dingin,” kata Rudi di Mapolrestabes Surabaya, Rabu (29/8).
Ditanya soal deklarasi #2019GantiPresiden yang kabarnya akan kembali digelar di Surabaya, Rudi irit bicara. Untuk sementara, dia tidak memikirkan isu tersebut. Terpenting adalah Surabaya aman dan kondusif.
Rudi menegaskan, tidak akan ada aksi perang atau ujaran kebencian lewat media sosial yang dilakukan oknum Banser maupun FPI. Sebab pimpinan kedua belah pihak sudah sepakat untuk selalu mengawasi tingkah laku anak buahnya.
“Deklarasi apa? Kami nggak mau bicara deklarasi. Sekarang ini kami bicara soal perdamaian. Karena GP Ansor dan FPI Jatim sudah saling memaafkan. Karenanya, kami jaga Suroboyo,” tegas Rudi.
Sementara itu, Sekda FPI Jatim Ustad M Choiruddin menyatakan bahwa pihaknya menerima permintaan maaf dari GP Ansor Surabaya. Permintaan maaf itu terkait video hinaan terhadap Islam yang dilakukan oknum Banser bernama Farid.
Namun, Choiruddin tidak berkomentar apa pun soal video hinaan terhadap Banser yang dilakukan Ferry. “Kami tidak bicara soal itu. Yang bersangkutan sudah meminta maaf secara lisan dan tertulis. Jadi sudah tidak ada apa-apa. Kami semua bersaudara dan jaga Surabaya,” ucap Choiruddin.
Ketua GP Ansor Surabaya HM Faridz Afif menandaskan bahwa permasalah sudah selesai. Kesepakatannya adalah tidak ada lagi dendam di antara GP Ansor dan FPI. Dia juga menyatakan tidak ada tuntutan hukum
atas kelakuan Farid pada video hinaan yang beredar di media sosial.
“Soal Ferry belum dibahas. Kami tunggu perintah dari pimpinan pusat. Karena belum ada laporan ke pihak kepolisian dari lembaga bantuan hukum soal video hinaan (hinaan dari Ferry),” ucap Faridz.
Karenanya, GP Ansor akan memperbaiki anggota internal Banser. Siapa pun anggota Banser yang melakukan pelanggaran serupa akan dicopot. Keputusan itu dilontarkan mengingat bahwa Farid, si oknum Banser itu bergabung dengan massa deklarasi #2019GantiPresiden.
Farid bergabung dengan massa di Masjid Kemayoran tanpa ada perintah dari pimpinan GP Ansor Surabaya. “Pimpinan kami masih menggali fakta. Yakni, apakah Banser yang bergabung itu ada yang menggerakkan atau murni atas inisiatif sendiri,” tukasnya.
Seperti diberitakan, rencana deklarasi #2019GantiPresiden di Surabaya tiga hari lalu berbuntut panjang. Banyak video ujaran kebencian dan hinaan yang beredar media sosial. (PIK)