![]() |
Sharla |
SNNet, Pamekasan – Acara Yang digelar oleh pemerintah kabupaten pamekasan mengawali dan mensyukuri atas dilantiknya pemimpin baru (Baddrut Tamam, S.Psi dan Raja’e, S.HI) menuai kontroversi dari Tim dan sebagian kalangan ulama’ pendukung. (25/09)
Kontroversi tersebut dari hasil informasi yang diterima oleh suaranusantara.net mulai dari pra acara terkesan membuang-buang aggaran semata, ada yang menyampaikan metode dan kegiatannya berbeda dengan yang sebelumnya bahkan hingga paska tasyakkuranpun terdapat desas desus pembicaraan yang hangat diperbincangkan.
Acara tasyakkuran bupati dan wakil bupati pamekasan yang baru dilantik tersebut, bertempat dilapangan depan pendopo Ronggo Sukowati (pendopo bupati) dengan menghadirkan Opick (Tombok Ati) dan Sharla “penyanyi” perempuan.
Kontroversi bermula dari persoalan undangan lantaran banyak Tim yang ikut serta dalam pemenangan hingga dilantik menjadi bupati namun tidak diundang sehingga ramai dan hangat diperbincangkan oleh Timnya sendiri selain dari itu banyak punggawa-punggawa yang tidak menghadiri acara tersebut konon kabarnya berdasarkan kekecewaan atas undangan yang diberikan sedikit dan hanya akan “berdampak” bagi para Tim pemenangan dan menjadi pertanyaan bagi Tim yang lain.
Berbeda kontroversi yang bersumber dari salah satu kiai sumber beringin justru bukan hanya persoalan undangan melainkan menghadirkan Sharla “penyanyi” perempuan tampil dipanggung, itulah yang menjadi persoalan sehingga banyak santri dan alumninya bertanya-tanya dan beliaupun harus menjawab dan menjelaskan lewat media sosial group WhatsApp dan menjadi Viral.
“Kiayi Sember Beringin (tokoh berbaur) menyampaikan dalam kalimat madura terjemahannya seperti ini insyaallah. dengan ucapan basmalah ‘bismillahirrahmannirrahim’ menjawab banyaknya pertanyaan dari santri khususnya alumni (sumber beringin) saya menyampaikan ketidak ikut sertaan dalam acara tersebut, saya jelaskan bahwa yang pertama saya tidak terlibat dalam acara dan bukan usulan dari saya. kedua saya tidak diundang hanya diberikan undangan yang diambilkan dari undang orag lain. Bahkan saya disengaja tidak diundang dengan indikasi karena pihak yang mengundang akan menampilkan (penyanyi) perempuan dan tidak ada kurun rembuk dengan saya. tetapi ini tidak menjadi masalah kalau persoalan undangan”
Tetapi kalau kema’syiatan dan menyangkut nama baik dibiarkan, apabila tetap tidak rembuk-rembuk kedepannya dan tidak diikut sertakan maka saya sekalian mundur yang berarti sudah tidak dibutuhkan. bahkan bagi saya sudah terbiasa “setelah dibutuhkan dibuang”. Jelasnya
Pebulis: Moh Yazid
Editor: Tim SNNet