Home / Peristiwa / Ramadhan Telah Tiba 1445 H / 2024 M

Ramadhan Telah Tiba 1445 H / 2024 M

Bulan ramadhan adalah bulan dimana umat Islam melaksanakan puasa sebagai kewajiban yang kudu dilaksanakan. Idealnya, seorang muslim bahagia dengan kedatangannya. Namun, ada sebagian dari mereka yang merasa terbebani sehingga kedatangannya enggan disambut dengan sorak-sorai.

 

Selasa 11 Maret 2024 adalah hari pertama pelaksanaan puasa bagi mayoritas umat Islam di Indonesia. Artinya, Senin malam mereka telah melaksanakan tarawih sebagai alarm masuknya bulan Ramadhan. Sahutan tadarus pada malam tersebut sudah terdengar meraung-raung di masjid-masjid dan surau-surau.

 

Bulan ramadhan begitu ditunggu-tunggu kedatannya. Ia dianggap dan diyakini sebagai bulan paling spesial di antara 11 bulan sisanya. Bulan penuh Rahmat, barokah dan ampunan, demikian mereka menyebutnya sebagai ekspresi pengagungan terhadap bulan tersebut.

 

Kemudian cara lain untuk mengekspresikan keagungan bulan ramadhan juga dilakukan dengan mempersiapkan hidangan khusus untuk sahur dan buka puasa, membersihkan tempat ibadah dan yang tidak kalah penting adalah saling bermaafan dengan sanak keluarga dan kenalan lainnya sebagai titik awal pensucian diri dari dosa dengan sesama.

 

Jika ada yang bahagia dengan kedatangan bulan yang dirindukan, maka jangan salah, ada dari umat Islam yang justru berberat hati. Ia merasa kedatangannya justru menjadi tekanan dan beban karena dalam masa satu bulan, waktu makan dan minum terbatasi serta hal-hal lain yang seharusnya boleh dilakukan menjadi terlarang.

 

Dalam hal makan-minum, misalnya, mereka berat harus meninggalkannya pada siang hari. Sebagai alternatif, mereka mengubah pola makan tiga kali yang biasanya pagi-siang-malam menjadi waktu buka, kemudian setelah tarawih atau tadarus dan ketika waktu sahur.

 

Berbagai respon dengan kedatang bulan ramadhan sejatinya dapat dijadikan barometer keimanan dan pemahaman seseorang tentang makna puasa dalam ajaran Islam. Orang dengan daya keimanan full maka ia akan sangat menikmati momen puasa dengan berharap ampunan dan Rahmat dari Allah. Ia memahami bahwa lapar dan dahaga serta keterbatasan untuk melakukan perbuatan tertentu yang dapat membatalkan puasa merupakan bentuk kepatuhan kepada Allah yang harus dijalankan dengan penuh keikhlasan. Ia sadar bahwa dirinya hanyalah makhluk pengabdi kepada penciptanya.

 

Maka dari itu, mari kita bersama-sama melaksanakan puasa satu bulan ini dengan penuh keikhlasan dan kekhusyu’an. Artinya, kita sadari dengan sesadar-sadarnya bahwa meninggalkan segala yang dilarang selama puasa merupakan implementasi dari kesadaran diri sebagai ciptaan Allah yang berkewajiban mengabdi hanya kepada-Nya. Ingat pula bahwa setiap perintah Allah sejatinya mengandung kebaikan bagi makhluk itu sendiri baik secara individual, sosial maupun spiritual.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *